Diagram Ladder atau
diagram tangga adalah skema khusus yang biasa digunakan untuk mendokumentasikan
sistem logika kontrol di lingkungan industri. Disebut “tangga” karena mereka
menyerupai tangga, dengan dua rel vertikal kanan – kiri (power supply) dan banyak
“anak tangga” (garis horizontal) yang mewakili rangkaian kontrol.
Gambar
di atas yang menampilkan bagaimana sebuah rangkaian listrik sederhana ditulis
menggunakan diagram ladder. Gambar (a) sebelah kiri menunjukkan rangkaian untuk
menyalakan atau mematikan sebuah motor listrik. Kita dapat menggambar ulang
rangkaian pada gambar kiri ini dengan cara yang berbeda, yaitu menggunakan dua
garis vertikal untuk mewakili rel daya input dan menambahkan kontak dan relay
di antara mereka. Gambar (b) sebelah kanan menunjukkan hasilnya. Kedua sirkuit
memiliki saklar seri dengan relay yang akan mengkatifkan motor saat saklar
ditutup. Jika terdapat belasan atau puluhan rangkaian seperti ini, maka akan
lebih jelas menggambarkan menyerupai tangga.
Untuk menggambar
ladder ada beberapa hal yang menjadi acuan dasar, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Pada diagram ladder, garis vertikal sebelah
kiri bisa kita analogikan sebagai sisi positif dari sumber tegangan, sedangkan
garis vertikal sebelah kanan adalah sisi negative dari sumber tegangan. Arus
listrik akan mengalir dari kiri ke kanan melalui rangkaian logika pada setiap
baris.
2. Setiap baris mewakili satu rangkaian logika
proses control.
3. Cara membaca diagram ini adalah dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah.
4. Saat PLC diaktifkan, proses scanning berkerja
pada semua baris program sampai selesai. Dimulai dari kiri ke kanan baris
paling atas, lalu turun ke baris di bawahnya kemudian dilanjutkan dari kiri ke
kanan seterusnya hingga ujung kanan baris terbawah. Proses ini sering disebut
dengan cycle dan waktu yang diperlukan untuk 1 kali proses adalah cycle time
atau scan time.
5. Setiap baris umumnya harus dimulai dengan
input dan diakhiri setidaknya oleh 1 buah output. Seperti yang sudah kita
bahasa pada artikel – artikel sebelumnya, input yang akan memberi perintah pada
PLC melalui kontak, sedangkan output memberi perintah/mengendalikan perangkat
yang dihubungkan pada PLC.
6. Input dan output diidentifikasi berdasarkan
alamatnya, setiap penamaan alamat tergantung dari produsen PLC. Alamat ini yang
akan digunakan sebagai penyimpanan kondisi pada memori PLC.
7. Beberapa kontak dapat muncul lebih dari satu
kali pada baris – baris berbeda, mereka akan aktif secara bersamaan jika
memiliki alamat yang sama. Tetapi tidak demikian dengan output atau relay yang
disebelah kiri. Mereka hanya boleh ditulis 1 kali.
KONTAK DAN RELAY PADA LADDER DIAGRAM
Kontak umumnya berfungsi sebagai penyambung atau pemutus arus
listrik. Seperti halnya sakelar, Kontak memiliki 2 kondisi utama, yaitu NO
(Normally Open) dan NC (Normally Closed). Kontak NO dalam kondisi belum
diaktifkan dalam keadaan terbuka, sedang NC dalam keadaan tertutup. Dalam
progam PLC dengan Ladder diagram, kontak sebagai penyambung atau pemutus logika
program ke sisi sebelah kanannya.
Coil/Relay pada Ladder secara umum sama dengan relay fisik yang telah
kita bahas pada komponen kendali industry. Dalam program PLC, relay umumnya
disimbolkan dengan bentuk bulatan. Contoh kontak dan relay dalam diagram Ladder
adalah sebagai berikut:
Gambar di atas adalah
kontak dari Input dengan alamat 0.00 yang digunakan untuk mengendalikan relay
1.00 dan 1.01. Baris pertama adalah kontak NO sedangkan baris kedua adalah
Kontak NC. Dalam kondisi Input belum diaktifkan, kontak NC sudah tersambung
sehingga menyalakan relay 1.01. Saat Input diaktifkan, maka yang terjadi adalah
:
Saat ini Relay 1.00
aktif karena Kontak 0.00 diaktifkan. Dari gambar dapat diketahui apabila relay
dengan nama tertentu dikatifkan, maka semua kontak dengan nama yang sama akan
aktif, dalam hal ini semua kontak pada relay 1.00 akan aktif.
Rangkaian kontrol konvensional
dan konversi ke PLC (wiring PLC)
Contoh rangkaian
kontrol konvensional dan konversi ke PLC (wiring PLC) merupakan lanjutan seri
belajar PLC. Langsung saja :
Secara sederhana untuk
merubah rangkaian konvensional ke plc memiliki konsep dasar sebagai berikut :
Rangkaian sederhana :
Bila saklar ditekan maka lampu akan menyala karena ada arus akan mengalir ke beban.
Jika digambarkan dalam
wiring plc akan menjadi sebagai berikut :
Dan apabila dirubah dalam bentuk ladder diagram PLC dapat dilihat sebagai berikut.
Misalnya dalam plc omron.
Misalnya dalam plc omron.
Input switch
dihubungkan pada PLC pada alamat 0.01 kondisi awal yaitu N0 (normally open) .
Saat swith diaktifkan maka akan menyebabkan input 0.01 berubah menjadi
NC. Dan mengaktifkan coil relay internal plc yaitu alamat 200.00. Saat coil
internal relay internal pada alamat 200.00 on maka akan mengkatifkan contactnya
dari NO menjadi NC. Saat menjadi NC maka akan mengaktifkan coil pada alamat
100.00 yang dihubungkan langsung dengan lampu. Dan membuat lampu tersebut on
atau menyala.
Berikut contoh lainnya
yaitu untuk mengontrol motor 3 phase :
Saat Push Button
(PB1) ditekan maka akan terjadi aliran arus dan mengakibatkan coil pada
magnetic contactar (Mg) aktif dan membuat contact pada magnetic contactor (Mg)
yang tadinya N0 berubah menjadi NC. Contact pada Mg diparalel dengan PB1 untuk
self holding maksudnya saat PB1 dilepas maka arus akan tetap mengalir dari
contact pada magnetic contactar(Mg) ke coil magnetic contact sehingga terus
menerus on. Saat coil pada Mg on maka membuat contact Mg yang terhubung dengan
motor 3 phase yang tadinya N0/tidak terhubung berubah menjadi NC dan
menyebabkan motor 3 phase menyala. Dan motor 3 phase akan terus on sampai
coil pada Mg tidak aktif yaitu ketika Push Button 2 ditekan (yang kondisi
awalnya NC atau terhubung menjadi NO atau tidak terhubung) sehingga memutuskan
arus dari contac Mg yang diparalel dengan PB dengan coil Mg. Saat coil Mg tidak
aktif maka contact yang terhubung dengan Motor 3 phase juga tidak aktif dan
motor akan berhenti berputar.
Dari rangkaian diatas
misalnya dimasukkan dalam wiring PLC akan menjadi sebagai berikut (misalnya PLC
yang dipakai adalah PLC Omron CPM1A dengan sebelumnya menentukan input dan
outputnya:
Inputnya : PB1 dan PB2
Outputnya : 1 Mg
(magnenic contactor)
Keterangan :
PB1 : Push Button 1
untuk start : addres 0.01
PB2 : Push Button 2
untuk stop addres 0.02
Outputnya : 1 Magnetic
Contactor dengan address 100.00 yang contact-contactnya dihubungkan dengan
motor 3 phase
Dan apabila dirubah
dalam bentuk ladder diagram PLC dapat dilihat sebagai berikut. Misalnya dalam
plc omron CPM1A.
Saat PB1 ditekan maka
output Mg on dan contact Mg juga on
Saat PB1 ditekan
output tetap on karena self holding (contact Mg diparelel dengan PB1 On)
Mg off saat PB2
ditekan sekali kemudian dilepas